Maret 15, 2012

Kanak-kanak, bukan Kekanak-kanakan.

Masa Kanak-kanak...
Ya! Semua manusia dewasa pasti pernah mengalaminya. Masa kanak-kanak adalah masa yang indah... dimana kita bisa bermimpi untuk menjadi apapun dan menjadi siapapun. Sebuah masa yang penuh dengan fantasi dan imajinasi. Dan subjek dari masa kanak-kanak adalah anak-anak itu sendiri. Anak-anak yang manis dan lucu... kreatif, juga inovatif dalam berfikir. Mereka mempunyai mimpi dan potensi! Mereka ingin menjadi diri mereka sendiri dalam permainan yang mereka lakukan. Mereka ingin menjadi aktor hebat dalam drama yang mereka ciptakan. Namun kenapa banyak manusia dewasa yang mengacuhkan fitrah seorang anak-anak??? Sebagian orang dewasa menganggap bahwa bermain itu tidak terlalu penting, yang penting adalah belajar. Mereka menyuruh anak-anak untuk berhenti bersikap kekanak-kanakkan dan harus berlatih bersikap dewasa. Hey, plizzz dehhh! Anak-anak itu juga manusia kali! Mereka berhak memerankan fitrah mereka! Ada juga oknum-oknum yang tega merenggut kebahagiaan dan mimpinya, dengan menculik dan menganiaya mereka. Ada juga yang tega menzalimi mereka dengan meng-konversi mereka untuk menjadi seorang peminta-minta, bahkan pencopet. Betapa banyak praktek-prektek kejahatan yang marak terjadi di era sekarang ini yang merugikan masa kecil mereka. Na'udzubillah... Plizzz,,, jangan ganggu mereka! Biarkan mereka merajut mimpi dan merangkai hayal! Karena itu adalah fitrah!

Sungguh hal ini menjadi sebuah ironi. Disaat anak-anak seharusnya tetap berada di dalam masa kanak-kanak mereka, banyak orang dewasa yang bertingkah laku kekanak-kanakan. Banyak orang dewasa yang bermain-main dengan harta orang lain, hak orang lain, dan memanipulasi sistem masyarakat yang notabenenya menjadi dasar kelangsungan kesejahteraan dalam masyarakat. Dan pada akhirnya, pasti juga akan merugikan masyarakat. Sudah terlalu banyak bukti konkrit yang membuktikan persepsi itu, lebih-lebih dewasa ini. Banyak elit politik yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan diatas kepentingan rakyat, banyak pemimpin yang sudah "ora nggagas" terhadap kebutuhan ummat, dan banyak koruptor yang merajalela menjilati uang rakyat. Hey! Stop! Klo seperti ini, siapa yang kekanak-kanakan??? Sekali lagi, anak-anak tetaplah anak-anak. Biarkan mereka menikmati masanya dan menjadi dirinya!


0 komentar:

Posting Komentar