Ia
tiba-tiba hadir menyelinap membawakan sejuta pesona
Tiada
berkutik saat aku hampir mendapatkannya…
Atau
bahkan kehilangannya…
Ahh,
cinta…
Menapa
kau selalu menebarkan rasa gelisah diantara sekat ruang rindu?
Mengapa
kau slallu bungkam saat ku tanya kenapa kau datang kepadaku?
Tuhan…
Apakah
cinta ini karena-Mu?
Atau
hanya angan kosong yang terjebak dan terjerat akar nafsu?
Semoga
tidak…
Dan,
Tuhan…
Selamatkanlah
cintaku agar selalu tertuju kepada-Mu
Assalamu’alaikum,
sahabat fillah…
Sebelum kita mulai sharing… Boleh dunkz,
kalo aku memanjatkan doa kecil pada Allah untuk kita semua… “Ya Rabb, lindungilah
kami dan tuntunlah kami untuk selalu berjalan di atas jalan lurus-Mu.
Teguhkanlah hati kami untuk menegakkan tali agama-Mu, dan hindarkanlah kami
dari siksa api neraka…” Aamiin ya Rabbal’alamiin…
Kembali ke Laptop!
C.I.N.T.A
Sosok seperti apakah ia sebenarya? Hingga kehadirannya
tak terpungkiri oleh segala makhluk di semesta raya. Semua orang terbuai akan
kehadirannya, terpesona akan keindahannya, ter-rayu oleh godaannya, bahagia
karena ketulusannya, atau bahkan menderita karena kekejamannya...
Entahlah, yang aku tau kehadiran cinta tak
pandang bulu pada siapa ia akan coba menaburkan rasa. Preman kah? Pejabat kah? Presiden kah? Pemulung kah?
Segala stratifikasi sosial tak lepas dari pengaruh dari cinta. Tak peduli kaya
atau miskin… tak peduli orang jahat atau alim. Seperti yang dirasakan oleh
saudari kita yang satu ini, yang ingin “curhat” terbatas tentang cinta yang
sedang dirasakannya.
Sebelumnya aku ingin berterimakasih kepada
seorang ukhti tersebut, yang dengan senang hati menggoreskan penanya,
mengungkapkan perasaannya, kemudian menyerahkan karyanya tersebut pada redaksi
RP (Relief Prasasti).
Risalah Hati seorang Ukhti yang tak ingin
ditulis namanya:
Atas Nama Cinta pada Sang Maha Cinta
Inilah hatiku… dengan tidak menampik fitrah
dari Rabb-ku, aku jatuh cinta padamu. Aku cinta pada caramu mencintai-Nya… aku
kagum pada akhlakmu yang senantiasa berusaha ber-Iktiba’ pada Rasul-Nya… aku
suka kepribadianmu yang sederhana dan apa adanya… Maka biarkan aku menyimpan
segala rasa ini sampai Rabb-ku memutuskan apakah perasaan ini harus terungkap
padamu atau tidak.
Disaat banyak wanita lain yang
terang-terangan mengungkapkan rasa sukanya pada seseorang, aku lebih memilih
untuk diam seribu bahasa. Disaat banyak wanita lain bersikap ofensif meng-show
off-kan perasaannya, aku lebih memilih untuk defensif… Disaat banyak orang
yang telfon2nan, sms-an, BBM-an dengan orang yang disukainya, padahal masih
belum halal bagi mereka… aku lebih memilih untuk menghapus nomor HP-mu dari memory card HP-ku… Karena sesungguhnya,
itu adalah caraku untuk lebih bisa menjaga izzah-ku, kesucian hatiku, dan
kehormatanku… Karena aku ingin membuktikan bahwa cintaku padamu bukan karena
nafsu, tapi hanya karena kecintaanku pada Rabb-ku.
Sungguh Allah lah Yang Maha Mengetahui Isi
hati… aku tidak tahu apakah perasaan ini hanya sekejap saja tau akan abadi
selamanya. Dia yang tahu, dan aku tidak. Karena yang kutahu pasti adalah akan
kupersembahkan cintaku karena Allah hanya untuk suamiku. Sedangkan aku tidak
tahu apakah suamiku kelak adalah kau atau tidak. Allah yang Mengetahui jodoh
hamba-hambanya, dan aku tidak. Itulah alasan dan sisi lain, kenapa aku harus
menyimpan perasaan yang kurasa saat ini. Aku takut membuat suamiku kecewa.
Karena aku tahu bahwa suatu saat nanti aku akan menjaga kesucian hatiku hanya
untuk suamiku karena Allah. Jadi, tidak menjadi masalah kalau perasaanku tidak
terungkap padamu… karena cintaku hanya akan terungkap untuk suamiku. Tidak
menjadi masalah jika cintaku padamu bertepuk sebelah tangan… karena yang
penting adalah cintaku pada Rabb-ku tidak akan pernah bertepuk sebelah tangan.
Dan Rabb-ku akan mengirimkan seseorang yang halal untuk mencintaiku dan
kucintai sepenuh hati.
“Atas nama cintaku pada-Mu, Sang Maha
Cinta... Sang Pemilik Cinta, Rabb Sekalian Alam… Yang Menguasai Isi Hati
Manusia… … izinkan aku menitipkan cinta karena-Mu ini pada-Mu… Sampai pada
suatu saat ini jika Engkau mengizinkan, aku akan mengungkapkannya pada
seseorang yang telah halal untukku…”
“Ya Rabb, cintakanlah aku pada seseorang
yang mencintaiku karena-Mu dan yang kucintai karena-Mu… Dan izinkanlah kami
saling mencintai karena kecintaan kami terhadap-Mu. Aamiin ya Rabbal’alamiin…”
***
Demikianlah kawan, surat kaleng dari ukhti yang juga seorang manusia biasa. yang tak lepas dari fitrah cinta. Semog kita bisa mengambil hikmah dari apa yang telah disuratkannya. Ya Allah jauhkanlah kami dari cinta yang bukan karena-Mu... Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar